Kamis, 29 April 2010

hidup


Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian,
dan bagi pulau itu bukti karang yang timbul merupakan harapan pohon merupakan impian,
bunga merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.
Hidupmu,
wahai saudara-saudaraku,
laksana pulau yang terpisah dari pulau dan daerah lain.
Entah berapa banyak kapal yang bertolak dHIDUP
Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian, dan bagi pulau itu
bukti karang yang timbul merupakan harapan, pohon merupakan impian, bunga
merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.
Hidupmu, wahai saudara-saudaraku, laksana pulau yang terpisah dari pulau
dan daerah lain. Entah berapa banyak kapal yang bertolak dari pantaimu
menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu,
namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan
dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi
pula terpencil dari keakraban dan perhatian.
Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati
kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahawa setiap genggam emas
yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan
fikiran orang lain dengan dirimu.
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala
tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang
nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu,
bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang
kosong.
Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgahsana agung; di sekelilingmu
berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu
penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu,
memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung
kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu
kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi
raga mereka.
Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian,
berdiri di samping singgahsanamu, menadahkan tangan ke segala arah,
seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak
nampak -mengemis perlindungan, kerana tersisih dari persahabatan dan
kehangatan persaudaraan.
Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita,
menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia
memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati,
"Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan
hatinya dengan hati manusia lain."ari pantaimu
menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu,
namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan
dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi
pula terpencil dari keakraban dan perhatian.

Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati
kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahawa setiap genggam emas
yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan
fikiran orang lain dengan dirimu.
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala
tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang
nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu,
bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang
kosong.

Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgahsana agung; di sekelilingmu
berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu
penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu,
memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung
kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu
kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi
raga mereka.

Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian,
berdiri di samping singgahsanamu, menadahkan tangan ke segala arah,
seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak
nampak -mengemis perlindungan, kerana tersisih dari persahabatan dan
kehangatan persaudaraan.

Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita,
menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia
memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati,
"Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan
hatinya dengan hati manusia lain."

my self

my self