Kamis, 29 April 2010

CIUMAN PERTAMA

Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air
pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati
dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu
novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa
depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyiannyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati
sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin
mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan
panjang dan rintihan manis nan lirih.
Itulah permulaan getaran-getaran yang memisahkan kekasih dari dunia ruang
dan matra dan membawa mereka kepada ilham dan impian-impian.
Ia memadukan taman bunga berbentuk bintang-bintang dengan bunga buah
delima, menyatukan dua aroma untuk melahirkan jiwa ketiga.
Jika pandangan pertama adalah seperti benih yang ditaburkan para dewa di
ladang hati manusia, maka ciuman pertama mengungkapkan bunga pertama
yang mekar pada ranting pohon cabang pertama kehidupan.
Kahlil Gibran

my self

my self